Peningkatan produktivitas yakni dari saat ini sekitar 1-5 ton per ha menjadi 6-9 ton per ha dalam 5-10 tahun mendatang. "Maka itu semua akan berdampak pada keuntungan petani," katanya.
Luhut menyatakan, peningkatan produksi dan nilai tambah dari kelapa sawit ini pun akan berdampak pada ketahanan perekonomian Indonesia. Di mana membantu menekan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD)
"Kita juga tidak mau tergantung pada impor (minyak). Karena akan bisa 20%, 30%, hingga 100% (minyak kelapa sawit) kita convert menjadi energi. Teknologi sudah ada," tutupnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)