Rohn adalah seorang marketing yang gemar berbicara di depan umum. Terinspirasi mantan bosnya, pengusaha John Earl Shoaff, Rohn mengembangkan filosofi kepemimpinan dan serangkaian pembicaraan di sekitarnya. Robbins pun memutuskan datang ke seminar Rohn saat dia sedang memberikan pidato pengembangan pribadi kepada para eksekutif dan karyawan di Standard Oil. Robbins menganggap pendekatan Rohn menawan dan dia mencoba mengaitkan isi seminar itu dengan kehidupan pribadinya. Dia juga sempat mendekati Rohn untuk mencari pekerjaan dan diterima. Sejak saat itu, dia mengembangkan energinya lebih tinggi, versi yang lebih personal dari apa yang dilakukan Rohn. Robbins mengasah pendekatannya di jalan melalui ratusan seminar di seluruh Amerika Utara.
Lalu, pada usia 26 tahun, dia menjadi jutawan dengan buku terlaris. Hingga saat ini, penulis dan life-coach berumur 59 tahun pada 29 Februari lalu ini tidak pernah melupakan jasa Rohn. “Dia memberi saya cara memandang kehidupan yang memungkinkan saya untuk tidak meminta hidup menjadi lebih mudah, tetapi meminta saya menjadi lebih baik. Dia membuat saya menyadari rahasia hidup adalah bekerja lebih keras pada diri saya daripada pekerjaan saya atau apa pun karena saya akan punya sesuatu untuk diberikan kepada orang-orang. Dia benar-benar membentuk saya,” tuturnya dalam video penghormatan saat Rohn meninggal pada 2009.
Saat ini Robbins adalah pendiri atau mitra di lebih dari 12 bisnis, termasuk Resor Pulau Fiji bintang 5 dan perusahaan yang membuat anggota badan prostetik buatan 3D. Perusahaan-perusahaan ini menghasilkan penjualan tahunan sebesar USD5 miliar. “Sejak awal, saya mengembangkan kepercayaan sederhana ini bahwa ada perbedaan antara sekolah dan pendidikan,” katanya. Robbins percaya, jika bekerja keras, dia bisa berhasil dalam hidup. “Saya percaya rahasia kehidupan seorang pengusaha adalah menambah nilai. Lakukan lebih banyak daripada yang dilakukan orang lain di pasar,” ujarnya.
Namun, dia juga pernah merasa takut dan gagal. “Jika saya pernah merasa takut dan tidak dapat melakukan ini, saya mengatakan pada diri saya bahwa saya harus segera bertindak. Kalau tidak, rasa takut akan menghentikanmu. Semakin Anda menghadapi ketakutan Anda, semakin kuat Anda menjadi,” ujarnya. Dia juga percaya bahwa kegagalan merupakan bagian penting dari kesuksesan. Setiap gagal, dia selalu bangkit kembali dan tidak menyerah. “Tidak ada orang sukses yang tidak gagal secara besar-besaran. Satu-satunya orang yang tidak gagal adalah orang-orang yang tidak melakukan apa-apa. Anda harus menyadari bahwa itu bukan kegagalan, tetapi pelajaran,” ungkapnya.
(Susi Susanti)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)