Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Polemik Laporan Keuangan Garuda, Mahata Bidik Untung USD1,5 Miliar

Giri Hartomo , Jurnalis-Rabu, 08 Mei 2019 |14:42 WIB
Polemik Laporan Keuangan Garuda, Mahata Bidik Untung USD1,5 Miliar
Foto: Okezone
A
A
A

JAKARTA - Polemik laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyeret Mahata Aero Teknologi. Kini Mahata begitu populer di industri penerbangan nasional.

Pasalnya, Mahata sebuah perusahaan yang baru didirikan pada tanggal 3 November 2017 dengan modal tidak lebih dari Rp10 miliar berani menandatangani kerja sama dengan Garuda Indonesia.

Dengan menandatangani kerja sama dengan Garuda, Mahata mencatatkan utang sebesar USD239 juta kepada Garuda, dan oleh Garuda dicatatkan dalam Laporan Keuangan 2018 pada kolom pendapatan.

Kepercayaan diri Mahata bukan semata atas hitung-hitungan di atas kertas semata, karena di belakang Mahata, seperti diakui ada beberapa mother vessel yang siap men-support Mahata.

 Baca Juga: Kisruh Laporan Keuangan, Garuda: Tidak Ada Audit Ulang

Salah satunya dari Uni Emirat Arab yang siap mengucurkan dana sebesar USD21 juta pada tahun pertama, 2019. Dana itu akan dialokasikan untuk pengadaan infrastruktur digital di 10 pesawat Citilink.

“Kita harus meyakinkan publik bahwa ini bisnis yang make sense dengan cara kita harus membuktikannya, karena di belakang kami ada beberapa investor besar, tapi kita enggak bisa sebutkan. Seberapa yakin kita bisa make money? Cuma satu cara, prove it. Kita percaya ini bisa, walaupun kendalanya banyak,” kata Direktur Mahata Aero Teknologi Thomas Widodo dalam keterangan tertulisnya, Jakarta. Rabu (8/5/2019).

Thomas menyatakan, Mahata berani mengambil peluang itu dengan konsekuensi utang sebesar USD239 juta kepada Garuda dalam periode 15 tahun ke depan, karena dalam hitung-hitungan konservatif Mahata, model bisnis ini dalam 15 tahun ke depan akan menghasilkan pendapatan tidak kurang dari USD1,5 miliar.

“Dari perhitungan konservatif, kami sebetulnya cukup pede dengan angka yang di Laporan Keuangan Garuda (2018), dengan konsep-konsep yang sudah kita perhitungkan, tentu saja. Secara pembukuan accounting juga sudah diperkenankan," katanya.

Di era digital kelancaran komunikasi adalah sebuah kebutuhan, termasuk dalam penerbangan pesawat. Saat ini komunikasi itu tidak ada, kecuali harus membayar mahal.

 Baca Juga: OJK Tidak Berwenang Tolak Hasil Audit Laporan Keuangan Garuda

Selama ini, Garuda mencoba meng-entertain penumpang dengan menyediakan interconectivity, entertainment system dalam penerbangan, tapi Garuda harus keluar uang untuk memasang infrastruktur di pesawat, membayar ke provider koneksi internet, dan membeli konten tayangan.

Melalui kerja sama dengan Mahata, semua biaya investasi yang harusnya dikeluarkan ke Garuda diambilalih Mahata, bahkan menghasilkan pendapatan baru bagi Garuda

“Dari situ kita melihat satu peluang, dan ini sesuatu yang belum digarap. Inilah kenapa ide itu muncul. Ketika ide itu dikemukakan, orang-orang dari kalangan tradisional advertiser, entertainment, movie, kita dibilang gila. Sama seperti Gojek pertama kali diluncurkan, itu mengubah tatanan apa yang lazimnya terjadi. Jadi ini soal cara pandang, approach. Bahkan beberapa perusahaan di luar negeri kagum dengan konsep ini, mereka ingin bergabung dengan Mahata,” kata Thomas.

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement