Menurut Boy sapaan akrabnya, pengembangan perusahaan batu bara apalagi Adaro Energy sekarang sudah mengedepankan teknologi. Ada juga studi Jepang yang mengatakan bahwa polusi yang ditimbulkan PLTU ternyata di bawah kendaraan bermotor.
"Kita harus berfikir lebih besar lagi. Isu lingkungan juga, Adaro kan bukan perusahaan yang tidak memikirkan. Kita bangun perusahaan yang terbaik untuk Indonesia. Jadi menurut saya intinya kita open untuk dikritik tapi harus cover booth side," ujarnya.
Baca Juga: Bos Adaro Sebut Kewajiban Penggunaan Kapal untuk Batu Bara Belum Siap
Menurutnya, setiap orang harus bisa berfikir jika PLTU batu bara ditutup, sumber energi nasional berasal dari mana. Saat ini tidak mungkin mengandalkan energi terbarukan karena masih kecil.
"Jadi kita harus bijak dengan melihat itu benar atau tidak. Kita harus lihat sumbernya jelas atau tidak," tuturnya.
(Dani Jumadil Akhir)