Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sexy Killers Sindir Perusahaan Batu Bara, Ini Kata Bos Adaro

Feby Novalius , Jurnalis-Kamis, 16 Mei 2019 |08:02 WIB
   Sexy Killers Sindir Perusahaan Batu Bara, Ini Kata Bos Adaro
Foto: Boy Thohir (Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Garibaldi Thohir menilai booming-nya film dokumenter Sexy Killers tidak ada keberimbangan informasi (cover both side). Menurutnya, film yang mengisahkan tentang pengusaha batu bara harus di cek kebenarannya.

"Kalian jurnalis semua kan, waktu mau masukin berita harus cover both side. Sumber harus dilihat dulu," ujarnya, di Jakarta, Rabu (15/5/2019) malam.

Dia mengatakan, dalam film tersebut disinggung soal Erick Thohir dengan Adaro. Padahal, faktanya hal tersebut tidak benar.

"Kalau untuk sama dihubungin politik. Padahal Erick setahun sekali ke kantor saya juga enggak. Satu dia sibuk. Jadi dia tidak ada urusan dengan Adaro," tuturnya.

 Baca Juga: Namanya Disebut di Film Sexy Killers, Ini Komentar Menko Luhut

Menurut Boy sapaan akrabnya, pengembangan perusahaan batu bara apalagi Adaro Energy sekarang sudah mengedepankan teknologi. Ada juga studi Jepang yang mengatakan bahwa polusi yang ditimbulkan PLTU ternyata di bawah kendaraan bermotor.

"Kita harus berfikir lebih besar lagi. Isu lingkungan juga, Adaro kan bukan perusahaan yang tidak memikirkan. Kita bangun perusahaan yang terbaik untuk Indonesia. Jadi menurut saya intinya kita open untuk dikritik tapi harus cover booth side," ujarnya.

 Baca Juga: Bos Adaro Sebut Kewajiban Penggunaan Kapal untuk Batu Bara Belum Siap

Menurutnya, setiap orang harus bisa berfikir jika PLTU batu bara ditutup, sumber energi nasional berasal dari mana. Saat ini tidak mungkin mengandalkan energi terbarukan karena masih kecil.

"Jadi kita harus bijak dengan melihat itu benar atau tidak. Kita harus lihat sumbernya jelas atau tidak," tuturnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement