JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengaku telah menyiapkan 50.000 kursi tambahan untuk arus mudik dan balik Lebaran 2019. Hanya saja, dari kursi yang disiapkan tersebut masih belum terjual hingga saat ini.
"Kita standby 50.000 kursi tambahan. Namun hingga kini belum ada lonjakan booking pesawat," ungkap Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, di Ruang Rapat Komisi VI DPR, Jakarta, Selasa (21/5/2019).
Baca Juga: Garuda Indonesia Jelaskan Polemik Laporan Keuangan di Komisi VI DPR
Askhara tidak menjelaskan detail kenapa belum ada lonjakan pesawat padahal menjelang Hari Raya Lebaran. Dirinya juga mengaku khawatir dengan kondisi tingkat keterisian di Lebaran kali ini.
"Di mana walaupun penuh dari sini (Jakarta) ke Jogja, orang baliknya kosong. Jadi tingkat keterisiannya 50%-60%. Dengan kondisi harga diturunkan 15% maka harusnya tingkat keterisian kita minimum di 78%. Jadi kita sekarang harus pintar cari travel agent lagi yang kumpulkan orang datang ke Jakarta," ujarnya.
Baca Juga: Garuda Indonesia Terpaksa Naikan Harga Tiket Pesawat, Begini Ceritanya
Dirinya mengakui, bahwa memang Garuda melakukan kenaikan harga tiket pesawat. Hal tersebut dilakukan karena terjadi perubahan komponen pembentuk harga yakni bahan bakar dan nilai tukar Rupiah. Garuda pun menyesuaikan tarif yang sebelumnya di kisaran 70% dari TBA.
"Nah ini dinaikan 20%-25% dari TBA atau 95% dari TBA. Nah di sini ada kenaikan tarif, namun kenaikan tertinggi itu dari segmen LCC. Kalau Garuda saya lahir juga memang tinggi. Jadi kita naik 20% karena tidak tahan dengan harga fuel dan kurs yang melemah. Jadi mau tidak mau harus dinaikan," tuturnya.
(Dani Jumadil Akhir)