JAKARTA – Layanan trasportasi berbasis online, Bonceng menilai pengaturan diskon tarif ojek online (ojol) oleh pemerintah baik dilakukan dalam menjaga sehatnya persaingan usaha antar penyedia aplikasi jasa ojol.
"Saya mendukung pemerintah untuk mendewasakan industri ini dalam jangka panjang, supaya industri secara keseluruhan terjadi persaingan yang sehat," tutur Founder and CEO Bonceng, Faiz Noufal, dalam keterangannya, di Jakarta, Minggu (16/6/2019).
Seperti diketahui, sebagai salah satu daya pikat ke konsumen di tengah penetapan tarif baru banyak aplikasi penyedia ojol memberikan banyak diskon ke masyarakat. Tak jarang dari mereka, memberikan diskon 50% dari tarif normal, atau bahkan mematok tarif hanya Rp1 saja untuk sekali perjalanan.
Baca Juga: Aturan Ojek Online Tak Akan Direvisi hingga Berlaku Nasional
Faiz mengungkapkan, pemberian diskon memang merupakan hak dari masing-masing perusahaan. Namun, pemberian diskon jor-joran yang acap kali diberikan perusahaan layanan aplikasi transportasi online mengarah pada predatory pricing.
"Sebenarnya terkait diskon i tergantung dari masing-masing perusahaan. Cuma pemerintah dalam hal ini bisa untuk melindugi driver, konsumen atau untuk menjaga kondisi pasar supaya sehat memberikan satu regulasi," katanya.
Baca Juga: Survei Tarif Baru Ojol: 69% Driver Pendapatannya Meningkat
Faiz melanjutkan, jika monopoli benar maka ia memprediksi akan ada salah satu kompetitor tersingkir. Situasi ini, kata dia dapat dimanfaatkan oleh yang bertahan untuk menaikkan harga.
"Sehingga yang bersangkutan bertahan akan lebih mudah memutuskan itu saat tak ada lagi kompetitor, karena tak khawatir konsumen berpaling," pungkas Faiz.
(Nanang Wijayanto-Sindonews)
(Feby Novalius)