JAKARTA - Airbus mencatatkan pembelian 363 pesawat komersil, yang mencakup 149 pemesanan pasti (firm order) dan 214 komitmen untuk membeli. Di samping itu, sejumlah maskapai dan penyedia jasa penyewaan pesawat juga mengkonversi 352 pesanan pesawat mereka dari yang kebanyakan terdiri dari keluarga pesawat lorong-tunggal A320, menjadi A321neo ataupun A321XLR terbaru yang berukuran lebih besar.
Melansir keterangan Airbus, Senin (24/6/2019), hal ini menunjukkan kesuksesan strategi Airbus, yakni menawarkan pesawat dengan jarak tempuh yang lebih jauh di segmen pasar ini.
Paris Air Show juga menjadi saksi kesuksesan A220 yang mencatatkan pesanan untuk 85 pesawat, serta pesawat berbadan lebar A330neo dengan pesanan dan komitmen untuk 24 pesawat.
Baca Juga: Airbus Tampilkan Pesawat Baru di Paris Air Show, Bagaimana dengan Boeing?
Varian terbaru A321XLR, yang dikembangkan dari A321LR, menjadi bintang Paris Air Show. A321XLR merupakan pesawat lorong-tunggal dengan jarak tempuh terjauh dan paling efisien di dunia saat ini. Varian ini memungkinkan masakapai di segmen tersebut untuk mencapai pasar yang membutuhkan jarak-tempuh lebih jauh dan muatan yang lebih besar.
Baca Juga: China Borong 300 Pesawat Airbus Senilai Rp482 Triliun
Secara keseluruhan, Airbus mencatatkan pesanan pasti untuk 48 pesawat jenis ini, komitmen pemesanan baru untuk 79 unit, dan 99 konversi pemesanan sebelumnya dari A321 menjadi XLR. Pesanan dan komitmen tersebut datang dari berbagai pelanggan di seluruh dunia, mencakup AirAsia, Qantas, Flynas, Saudi Arabian Airlines, Cebu Pacific, dan Middle East Airlines. Di segmen badan-lebar, pesawat A330neo terus mendulang respons positif dari pasar, dengan pemesanan baru dari Cebu Pacific dan Virgin Atlantic.
Di samping itu, A220 juga menikmati momentum penjualan yang luar biasa baik di Paris Air Show tahun ini. Sementara, Airbus Services menunjukkan bagimana mereka meningkatkan layanan tradisional mereka dalam hal perawatan, pelatihan, operasi penerbangan, dan pembaharuan pesawat, dengan memanfaatkan sarana Skywise milik Airbus dan teknologi baru lainnya.