"Mendorong substitusi impor barang barang teknologi informasi dan telekomunikasi, mengendalikan impor gandum serta mempercepat swasembada gula dapat memperbaiki defisit neraca pembayaran (balance of payment) dan bahkan dapat memberikan surplus hingga lebih dari USD1 miliar," ungkap dia.
Baca Juga: Jokowi Jengkel 20 Tahun Masalah CAD-Defisit Neraca Dagang Tak Selesai
Untuk bisa merealisasikan hasil simulasi tersebut tentunya dibutuhkan kebijakan yang strategis dan tepat. Salah satunya ialah dengan mendorong penggunaan komoditas dan jasa sektor teknologi informasi dan telekomunikasi dalam negeri untuk mengurangi beban biaya penggunaan HAKI dan impor barang.
"Dan jasa sektor teknologi informasi dan telekomunikasi sehingga memperbaiki transaksi berjalan dan neraca pembayaran Indonesia secara keseluruhan. Selain itu, pengembangan industri sektor teknologi informasi dan telekomunikasi wajib untuk dilakukan. Atau bahkan menjadikan negara yang berhasil membangun industri sektor teknologi informasi dan telekomunikasi sebagai benchmarking untuk membangun dan mengembangkan sektor sektor teknologi informasi dan telekomunikasi nasional," tutup dia.
Sebelumnya, neraca transaksi berjalan Indonesia mengalami defisit USD7 miliar pada kuartal I-2019 atau sebesar 2,6% dari produk domestik bruto (PDB), berdasarkan statistik yang diumumkan Bank Indonesia.
(Dani Jumadil Akhir)