Kondisi ini yang membantu mengurangi tekanan pada defisit neraca berjalan yang besar pada tahun 2018, sebagian akibat impor yang dipakai untuk investasi infrastruktur dan swasta. Sehingga pada kuartal I 2019 pertumbuhan PDB riil Indonesia tetap stabil di tingkat 5,1%.
“Untuk mempercepat pertumbuhan dari tingkat sekarang, Indonesia membutuhkan reformasi struktural lebih banyak dan berkesinambungan, sambil mempertahankan kebijakan fiskal dan moneter yang kokoh," ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste dalam keterangan resmi, Senin (1/7/2019).
Baca Juga: World Bank Beri Utang Rp4,2 Triliun ke Indonesia
Meski demikian, di tengah gejolak global, ekonomi Indonesia dinilai tetap mampu tumbuh konsisten setiap kuartalnya antara 4,9% hingga 5,3%, selama 3,5 tahun terakhir.
"Manajemen ekonomi Indonesia yang bijaksana telah membuahkan hasil. Meski pada tahun 2018 arus keluar modal dari pasar negara-negara berkembang lebih besar dari pada saat Amerika Serikat meningkatkan tingkat suku bunga pada tahun 2013, ekonomi Indonesia tetap kuat sehingga membantu menurunkan tingkat kemiskinan ke rekor terendah sebesar 9,7% pada September 2018," jelasnya.
(Rani Hardjanti)