JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Indonesia harus menghindari kondisi demografi seperti yang tengah dialami China saat ini. Negeri Tirai Bambu itu mengalami krisis populasi dengan peningkatan populasi manula dan penurunan jumlah kelahiran.
Menurutnya, China juga menghadapi persoalan, di mana kondisi demografi yang mayoritas adalah penduduk usia tua. AKhirnya, China tidak memiliki finansial yang baik untuk menopang masa tua mereka.
Baca juga: Sri Mulyani Sebut Indonesia Bisa Ciptakan Perusahaan Besar
"Jadi Indonesia perlu menghindari kondisi seperti China, yaitu menua sebelum kaya," ujar dia dalam Manager Forum ke-41 MNC Group di iNews Tower, Jakarta, Kamis (29/8/2019).
Saat ini Indonesia memang tengah menikmati bonus demografi, di mana mayoritas penduduk merupakan usia muda yang produktif. Oleh sebab itu, bonus ini harus dimanfaatkan sebelum akhirnya selesai di tahun 2030.
Baca juga: Meski Punya Unicorn, Daya Saing RI Masih Kalah dari Malaysia dan Vietnam
"Karena nanti yang muda ini akan semakin menua. Tapi kalau nanti anaknya malah lebih sedikit, semakin tua tapi tidak memiliki tabungan, maka yang ada Indonesia mendapatkan generasi yang semakin menua tanpa punya kecukupan menopang kehidupan masa tuanya," jelas dia.
Kondisi demikianlah yang juga tengah dialami China. Menurut Sri Mulyani, China sendiri terlambat untuk menerapkan penghapusan kebijakan "satu anak" yang sudah berjalan sejak tahun 1980.
"Tapi sayangnya sudah terlanjur (China sekarang sedang berjuang dengan demografi). Karena faktanya memang umur tidak bisa dilawan. Jadi ini sesuatu yang memang harus dipikirkan juga," ungkapnya.