Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kalah Saing dari Vietnam, Indonesia 'Sakitnya' Tuh di Sini

Giri Hartomo , Jurnalis-Kamis, 05 September 2019 |16:01 WIB
Kalah Saing dari Vietnam, Indonesia 'Sakitnya' <i>Tuh</i> di Sini
Rupiah (Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Jokowi kecewa dengan kenyataan bahwa 33 perusahaan yang hengkang dari China, memilih Vietnam, Malaysia dan Kamboja. Tidak ada satu pun yang menyangkut ke Indonesia.

Secara gamblang kondisi ini mengindikasikan bahwa Indonesia bukan menjadi negara tujuan investasi perusahaan tersebut.

 Baca juga: SDM Kelautan dan Perikanan Perlu Ditingkatkan untuk Dongkrak Ekonomi RI

Ditanya mengenai fenomena tersebut, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam menyarankan agar Indonesia membenahi investasi dalam negeri. Lantas, Indonesia

 Investasi

Menurutnya, untuk meningkatkan investasi asing tidak hanya melakukan perbaikan pada regulasi saja. Tapi juga diperlukan konsistensi kebijakan dari pemerintah.

 Baca juga: Sri Mulyani: Penduduk Indonesia Harus Kaya Sebelum Tua

“Saya kira untuk mendorong Foreign Direct Investment (FDI) dan bisa menangkap relokasi investasi dari China Jepang dan Korea, tidak cukup dengan deregulasi. Hilangkan juga hambatan inkonsistensi,” ujarnya saat dihubungi Okezone, Kamis (5/9/2019).

Lantas, penyakitnya Indonesia sehingga investor enggan menanamkan modalnya itu di mana?

Pieter mengatakan, koordinasi antar daerah harus diperbaiki lagi. Kemudian masalah perizinan dan tata kelola pertanahan juga perlu dilakukan perbaikan agar investor lebih tertarik lagi menanamkan modalnya di Indonesia.

 Baca juga: Sri Mulyani Sebut Indonesia Bisa Ciptakan Perusahaan Besar

“Perbaiki koordinasi pusat daerah, perbaiki tata kelola pertanahan, perbaiki kebijakan perburuhan, serta perbaiki sistem perizinan,” ucapnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement