JAKARTA - Biasanya, profesi pelaut diisi oleh kaum adam. Pasalnya, para pelaut pasti berkutat dengan ganasnya lautan di atas kapal.
Namun, tidak menutup kemungkinan posisi pelaut juga bisa diisi oleh wanita. Contohnya adalah Kapten Kartini, nahkoda wanita pertama Indonesia.
Sayangnya, tidak banyak perusahaan pelayaran yang menerima perwira perempuan. Salah satu alasannya adalah karena alasan teknis.
"Sulit berlayar dulu, karena perusahaan banyak yang ragu dan khawatir. Itu wajar, karena siapa yang mau menjamin kalau di kapal tidak ada apa-apa," ujar Kapten Kartini dalam diskusi Wanita Maritim Indonesia, Labuan Bajo.
Baca Selengkapnya: Kisah Kapten Kartini, Sulitnya Pelaut Wanita Diterima di Perusahaan Pelayaran
(Rani Hardjanti)