"Sejak putus kerja sama dengan GMF sampai saat ini kami khawatir HIRA cukup merah, meski belum terjadi tapi dari indikasi tersebut berkaitan dengan keselamatan penerbangan, itu sangat membahayakan. Jadi kalau surat kami tidak dipedulikan lebih baik saya mengundurkan diri," jelas Ramdani menambahkan.
Tak hanya itu, fasilitas yang dimiliki perseroan juga tidak mencukupi untuk menunjang operasional. Dari sekitar 30 unit pesawat yang dikelola, per hari ini hanya ada sekitar 10 unit pesawat yang beroperasi dan melayani sekitar 80 rute.
Baca Juga: Takut Merugi, Sriwijaya Air Tak Ajukan Penerbangan Tambahan untuk Mudik Lebaran
Sedangkan dari sisi finansial, Sriwijaya Air kini tengah terseok-seok yang jika diibaratkan seperti menunggu listrik padam. Kecuali ada investor yang bersedia mengucurkan dana agar maskapai bisa memperbaiki operasionalnya.
"Saya terus terang, sejak putus GMF sampai hari ini saya khawatir sekali. Ada tunggakan Rp800 miliar, operasional penerbangan berisiko," ujar Fadjar.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)