Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pebisnis Rugi akibat Demo Hong Kong, Li Ka-shing Gelontorkan Rp1,8 Triliun

Rizqa Leony Putri , Jurnalis-Senin, 07 Oktober 2019 |14:14 WIB
Pebisnis Rugi akibat Demo Hong Kong, Li Ka-shing Gelontorkan Rp1,8 Triliun
Foto: Li Ka-Shing (Reuters)
A
A
A

Ekonomi yang goyah juga menambah daftar penderitaan akibat perlambatan China dan perang dagang. Rincian lebih lanjut tentang bagaimana uang yayasan miliknya akan digunakan sedang menunggu diskusi dengan pemerintah.

Li dan konglomerat real estate lainnya pun terkena dampaknya menghadapi tekanan dari China atas protes tersebut. Sayangnya, organisasi media yang dikelola pemerintah justru mengkritik pengembang properti kota dan menyalahkan mereka karena kenaikan harga rumah.

"Harga rumah yang melonjak adalah penyebab penyakit kekacauan sosial Hong Kong," tulis Xinhua News Agency milik negara dalam komentar yang dipublikasikan bulan lalu. Xinhua meminta kota itu untuk mengambil kembali tanah dari pengembang dan menawarkan perumahan yang lebih terjangkau sebagai cara meredakan kemarahan publik.

"Sudah waktunya bagi para pengembang Hong Kong untuk menunjukkan niat terbaik mereka," tulis People's Daily, surat kabar resmi Partai Komunis, dalam komentar terpisah bulan lalu. Artikel itu mendesak para pengembang Hong Kong untuk memberikan tanah mereka yang belum dikembangkan kepada pemerintah.

"Ini adalah satu-satunya cara untuk bertanggung jawab atas masa depan Hong Kong, serta untuk memberi orang muda jalan keluar," kata surat kabar itu.

Li pada waktu itu mengatakan dia berharap bahwa mereka yang berkuasa dapat memberi orang muda 'jalan keluar' dari kekacauan politik.

Sementara itu, satu pengembang lainnya, New World Development (NDVLY), baru-baru ini juga mengatakan akan menyumbangkan hingga 3 juta kaki persegi dari cadangan tanahnya untuk perumahan umum.

 Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Menguat 14 Poin

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement