JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,05% di kuartal III-2019. Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi awal BI yang sebesar 5,1%.
"Saya pernah katakan di sekitar 5,1%, tapi berdasarkan pemantauan dari berbagai indikator memang pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2019 akan di sekitar 5,05%," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Baca Juga: Syarat Ekonomi RI Bisa Tumbuh di Atas 5% pada 2020
Dia menjelaskan, beberapa indikator yang dimaksud adalah melemahnya penjualan eceran. kegiatan dunia usaha, dan optimisme konsumen. Berdasarkan hasil survei BI, Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2019 hanya tumbuh 1,1% (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan dengan IPR Juli 2019 yang tumbuh sebesar 2,4% yoy.

Kemudian hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada kuartal III-2019 tumbuh melambat, tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 13,39%, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang sebesar 19,17%. Lalu survei konsumen mengindikasikan optimisme melemah, tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September 2019 sebesar 121,8, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 123,1.
Baca Juga: Pariwisata Jadi Tumpuan Pertumbuhan Ekonomi pada 2020
Perry menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2019 yang sebesar 5,05% masih tetap ditopang oleh konsumsi yang terjaga. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tumbuh di sekitaran 5%.
"Masalahnya memang di kuartal III dan IV tidak ada momen pemilu seperti yang terjadi di kuartal I dan II, sehingga tidak ada konsumsi dari kegiatan Pemilu. Di kuartal I dan II kan konsumsi bisa tumbuh tinggi diatas 5%," jelasnya.