JAKARTA - Akhir-akhir ini daya saing investasi Indonesia dikalahkan oleh Vietnam. Banyak pabrik yang semua mengincar Indonesia kemudian melirik Vietnam. Meski demikian, belakangan ini, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) baru Bahlil Lahadalia bekerja keras dan membuat terobosan membenahi iklim investasi di dalam negeri.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi China Anjlok ke Level Terburuk Sejak 1992
"Kuncinya kita bantu investor eksekusi sampai pabriknya jadi. Semua harus turun ke lapangan," ujar Bahlil Lahadalia menanggapi sebanyak 59 investor asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang akan merelokasi pabriknya ke Jawa Tengah, Selasa (5/11/2019).
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 59 investor dan pengusaha asal RRT dari sektor industri kayu dan furnitur akan merelokasi pabriknya ke Indonesia. Rencananya pengusaha tersebut akan melakukan relokasi industri ke Jawa Tengah.

Bahlil mengatakan salah satu penyebab hijrahnya investor tersebut sebab pelayanan perizinan di Jawa Tengah sangat baik. "Salah satu alasannya karena pelayanan perizinan di Jawa Tengah adalah yang terbaik dimana menjadi peringkat pertama sebagai penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Terbaik se-Indonesia dalam acara Investment Award 2018. Tentunya ini bukti bahwa pemerintah sudah support. Perizinan mudah menjadi modal utama dalam mengundang investasi,” ujar Bahlil.
Baca Juga: Perlambatan Ekonomi China Vs Banjirnya Pengusaha Milenial
Bahlil juga menyampaikan agar BKPM dan Pemerintah Jateng terus berkolaborasi untuk meningkatkan investasi industri furnitur di Jawa Tengah. Hal ini sejalan dengan pesan Presiden Jokowi agar pemerintah proaktif menangkap peluang investasi relokasi pabrik furnitur dari perusahaan perusahaan yang terkena dampak perang dagang AS – Tiongkok. “Kami (BKPM) sudah beberapa kali mempertemukan pengusaha-pengusaha furnitur di luar negeri dengan pelaku industri furnitur lokal.