Secara rinci, komoditas nonmigas yang mengalami peningkatan nilai ekspor tertinggi yakni bahan bakar mineral sebesar USD144,6 juta, lalu bijih, kerak, dan abu logam USD107,6 juta, alas kaki USD97,7 juta, kendaraan dan bagiannya USD84,3 juta, serta bubur kayu/pulp USD80,5 juta.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan nilai ekspor terendah terjadi pada kapal perahu dan struktur terapung lainnya sebesar USD74,1 juta, berbagai makanan olahan USD67,1 juta, lemak dan minyak hewan/nabati USD41,1 juta, barang-barang rajutan USD24,5 juta, serta perhiasan/permata USD20,8 juta.
Adapun sepanjang Januari-Oktober 2019 kinerja ekspor Indonesia tercatat mencapai USD139,11 miliar. Realisasi ini lebih rendah 7,8% dari periode Januari-Oktober 2018 yang sebesar USD150,87 miliar.
"Tentunya ke depan tantangannya akan betul-betul luar biasa karena ekonomi global mengalami perlambatan dan harga komoditas masih fluktuatif, ini harus dipikirkan cara menghadapinya," kata dia.
(Fakhri Rezy)