JAKARTA - Presiden Joko Widodo ingin program implementasi penggunaan minyak sawit sebagai bahan bakar minyak (BBM) bisa dipercepat. Saat ini pemerintah baru saja meresmikan penerapan Biodiesel 30% (B30) dan akan lanjut menuju B50 di 2021 dan lanjut lagi hingga B100.
Menurut Jokowi ada tiga alasan mengapa penerapan B30 harus dilanjutkan. Pertama adalah untuk mencari sumber-sumber energi baru terbarukan (EBT) dan harus mulai melepas ketergantungan pada energi fosil yang mana pada suatu waktu pasti akan habis.
 Baca juga: Didampingi Ahok dan Bos Pertamina, Presiden Jokowi Resmikan Penerapan B30
“Pengembangan EBT juga menunjukkan komitmen kita untuk menjaga planet bumi, menjaga energi bersih dengan menurunkan emisi gas karbon dan untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Ini adalah energi bersih,” ujarnya di SPBU MT Haryono, Jakarta, Senin (23/12/2019)
Â
Lalu alasan kedua adalah untuk menekan defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account defisiti/CAD) yang selalu menjadi permasalahan dari tahun ke tahun. Tak tanggung-tanggung Rp63 triliun devisa negara bisa dihemat dengan adanya B30 ini
 Baca juga: Menko Airlangga Pede Biodiesel 30% Bisa Hemat Devisa Rp112,8 Triliun
Di sisi lain Indonesia merupakan negara penghasil sawit terbesar di dunia. Dengan potensi sawit sebesar itu Indonesia punya banyak sumber bahan bakar nabati sebagai pengganti bahan bakar solar.
“Potensi itu harus kita manfaatkan untuk mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional kita. Usaha-usaha untuk mengurangi impor harus terus dilakukan dengan serius,” jelasnya.
 Baca juga: Daftar Tanaman yang Bisa Jadi Bahan Bakar Nabati, Apa Saja?