“Namun saya akan tetap mendukung Uber di kemudian hari,” lanjut Kalanick.
Sebagai informasi, Kalanick mendirikan Uber satu dekade lalu, ia juga sempat diminta untuk mengundurkan diri dari posisi CEO tahun 2017 karena serangkaian skandal yang mengguncang perusahaan, termasuk laporan dugaan pelecehan seksual.
Baca Juga: Pemain Film Iron Man 2 Ini Tanam Investasi Rp21 Triliun di Uber
Kabar Kalanick yang meninggalkan perusahaan dinilai datang pada waktu yang tepat. Pasalnya, Uber tengah dilarang penggunaannya di kota-kota sebagian dunia. Bahkan di markas utama Uber di London, Inggris, lisensi Uber tidak bertahan lama.
Terlepas dari berbagai kontroversi Uber, perusahaan jasa transportasi itu telah melakukan sekitar 15 miliar perjalanan sejak 2010.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)