NEW YORK - Dolar Amerika Serikat (AS) berangsur melemah usai mencapai level tertingginya dalam 4 minggu terakhir terhadap Yen Jepang dan tergelincir terhadap franc Swiss pada hari Jumat (10/1/2020) waktu setempat. Hal ini dikarenakan karena kemungkinan ketegangan AS-Iran yang baru akan membebani sentimen pasar.
Melansir Reuters, Jakarta, Sabtu (11/1/2020), Dolar juga tertekan oleh data payroll AS yang tumbuh melambat dari perkiraan untuk Desember. Namun, laporan itu tidak mungkin mempengaruhi Federal Reserve dari sikap netral pada suku bunga.
Baca juga: Konflik Iran-AS Mereda, Dolar Berbalik Arah terhadap Yen
Terhadap sekeranjang mata uang, dolar turun 0,1% menjadi 97,30. Indeks dolar mencapai tertinggi dua minggu di 97,584 selama sesi ini.
Dolar juga melemah dari puncak empat minggu terhadap yen hingga diperdagangkan sedikit lebih rendah pada hari ini di 109,49 yen JPY. Greenback juga turun dibandingkan franc Swiss menjadi 0,9727 CHF.
Baca juga: Dolar Menguat Terhadap Yen Tapi Keok dari Franc Swiss
Indeks dolar masih membukukan kinerja mingguan terbaik dalam dua bulan.
Selama beberapa sesi terakhir, pasar mata uang telah dihambat oleh ketegangan geopolitik. Yen dan franc Swiss telah jatuh dari level tertinggi yang dicapai pekan lalu setelah Amerika Serikat dan Iran, dalam komentar baru-baru ini, menjauh dari konflik habis-habisan.
Baca juga: Dolar AS Bangkit dari Level Terendah 6 Bulan
Kekhawatiran kembali muncul setelah Amerika Serikat memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Iran pada hari Jumat dalam menanggapi serangan rudal pembalasannya terhadap pasukan AS di Irak. Selain itu, AS berjanji untuk memperketat lebih lanjut pada ekonomi Iran jika Teheran terus terlibat dalam apa yang digambarkan sebagai teroris.