Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menakar Kekuatan Ekonomi Indonesia 2020 hingga Potensi Perang Dunia III

Giri Hartomo , Jurnalis-Rabu, 15 Januari 2020 |05:11 WIB
Menakar Kekuatan Ekonomi Indonesia 2020 hingga Potensi Perang Dunia III
Ekonomi 2020 (Foto: Shutterstock)
A
A
A

Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis pertumbuhan ekonomi akan mengalami perbaikan di tahun 2020. Dia memperkirakan pada tahun depan ekonomi Indonesia bisa tumbuh di kisaran 5,1%-5,5%.

Menurutnya, ada empat faktor yang mendorong pertumbuhan domestik, yakni pertama membaiknya ekonomi global di tahun depan. Bank Sentral memproyeksikan pada tahun 2020 ekonomi global tumbuh 3,1%, membaik dari perakiran pertumbuhan tahun 2019 yang sebesar 3%.

Hal itu ditopang akan adanya perundingan perdagangan antara Amerika Serikat dan China untuk meredakan perang dagang keduanya.

"Dengan kesepakatan ini, kami mencatat dari implementasinya akan ada perundingan-perundingan lagi. Kesepakatan balance of risk akan membaik dan pertumbuhan ekonomi global akan bergerak ke arah 3,1%," ujar Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis 19 Desember 2019.

Akan tetapi, pengusaha meramal ekonomi 2020 sulit mencapai target. Bahkan, mereka memprediksi pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4,85% hingga 5,10%.

"Proyeksi ini mempertimbangan sejumlah faktor, yaitu faktor eksternal (global) dan internal serta kelesuan perekonomian global dan perang dagang Amerika Serikat dengan China menjadikan aliran portofolio dana investor ke Indonesia menjadi terhambat sehingga hal ini menciptakan tekanan terhadap berbagai mata uang global, termasuk Rupiah," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani di Jakarta, Selasa 10 Desember 2019..

Sementara itu, lanjut dia kondisi internal banyak dipengaruhi oleh tingkat investasi yang belum akan beranjak jauh dari kondisi tahun 2019 di mana masih menghadapi berbagai macam tantangan terkait cost of doing business.

"Seperti perizinan usaha, ketenagakerjaan, logistik, perpajakan, akses lahan, biaya permodalan, energi, serta lemahnya daya beli," ungkap dia.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement