“Garuda dituntut untuk melakukan peremajaan armadanya, apakah nantinya akan Boeing lagi atau Airbus atau yang lainnya, itu terserah. Tapi ini bukan barang murah. Karena satu pesawat sekelas Boeing 737-800 sekitar USD80 juta. Kalau ada 50 pesawat, sudah lumayan kan?” pungkasnya.
Dia juga menjelaskan PR Garuda yang terberat ialah menurunkan biaya operasi lebih efisien tanpa mengabaikan strategi pemasaran yaitu pelayanan yang baik serta meningkatkan penghasilan maskapai berplat merah itu.
Baca Juga: Irfan Setiaputra Dirut Garuda Indonesia, Triawan Munaf Komut
“Yang saya harapkan ialah meningkatkan penghasilan dari rute internasional. Garuda ini jangan hanya jadi jagoan di dalam negeri saja, perkuat rute internasionalnya. Tidak harus mengoperasikan pesawat sendiri, tapi bisa juga bekerja sama dengan Airlines lain seperti yang tergabung pada skyteam ini. Dengan demikian, walaupun yang mengangkut Airlines lain, Garuda tetap mendapatkan penghasilan,” tandas Alvin.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)