JAKARTA – Kebutuhan akan mobil terus meningkat, walaupun di tengah kepadatan penduduk. Padahal, mobil tersebut bukanlah kebutuhan utamanya.
Akan tetapi, transportasi massal dan jasa penyewaan kendaraan pun terus berkembang. Bisnis ini ada karena melihat masyarakat yang ingin menggunakan mobil namun bukan kebutuhan sehari-harinya.
Lantas, apakah sebaiknya menyewa atau membeli sebuah mobil?
Baca juga: Ini Alasan Kenapa Kamu Butuh Investasi
Opsi ini membuat kita bimbang. Banyak orang pada akhirnya membeli mobil, walaupun sebenarnya lebih baik menyewa saja. Begitu pula sebaliknya, banyak yang menyewa mobil, meskipun sesungguhnya lebih hemat jika membeli mobil saja.
Menyewa sebuah kendaraan berbeda dengan membelinya. Membeli berarti orang membayar penuh harga kendaraan itu dan kendaraan itu menjadi miliknya.
Dalam hal menyewa, orang hanya membayar sejumlah uang yang dihitung berdasarkan proyeksi depresiasi kendaraan selama dia menyewanya, dan pada akhir periode sewa harus mengembalikan kendaraan tersebut. Menyewa adakalanya merupakan ide yang bagus, tetapi memiliki bisa saja merugikan diri.
Baca juga: Kesadaran Menabung Milenial Terus Meningkat, Ini Buktinya
Seperti dikutip buku ' Tujuh Puluh Lima Kesalahan Perempuan dalam Mengelola Uang' karya Lois P. Frankel yang terbit pada 2004, berikut ini sejumlah kerugian yang penting untuk kita pertimbangkan sebelum menyewa kendaraan:
Pertama, banyak pebisnis sewa mobil yang mengiklankan tarif sewa rendah. Tarif sewa rendah memang menggiurkan, namun harus memerhatikan uang muka (DP) yang mereka minta. Biasanya mereka meminta uang muka yang tinggi.
Lalu, biasanya besarnya bunga yang sangat tinggi bisa ditutup-tutupi oleh penyalur mobil yang licik. Tidak peduli seberapa rendahnya pembayaran sewa, membayar bunga yang terlalu tinggi malah merugikan kita.
Baca juga: Berpenghasilan Tinggi tapi Milenial Sering Bokek, Kenapa?
Jika dibaca secara teliti, pebisnis sewa mobil menampilkan bunga sewa sebagai faktor sewa bukan faktor APR (Annual Percentage Rate) atau yang disebut bunga efektif. Seringkali orang salah mengira bunga sewa 2,5% sebagai bunga efektif, padahal mereka masih harus mengalikannya dengan 2.400 untuk mendapatkan bunga efektif yang sesungguhnya.
Misalnya, bunga sewa 2,5% sebenarnya adalah bunga efektif 6%. Jika kita memperoleh bunga yang lebih rendah untuk membeli mobil itu, maka kita malah merugi dalam membayarkan bunga sewa.
Selain itu, banyak penyalur sewa mobil yang menetapkan batas kilometer 16.000 sampai 19.000 kilometer per tahun sewa. Ini tak jadi masalah jika memang kita menempuh jarak yang dekat. Kenyataannya, kebanyakan orang malah berkendara lebih dari jarak yang ditetapkan. Sanksi yang diberikan biasanya 15 sampai 20 sen untuk setiap kilometer.
Kebanyakan sewa memiliki pungutan terselubung. Pungutan tersebut biasanya sebesar beberapa ratus dolar untuk "ongkos pengadaan kendaraan" yang ditambahkan ke pembayaran uang muka dan juga pada akhir masa sewa.
Banyak orang yang merasa lebih baik menggunakan mobil untuk jangka panjang sampai masa manfaatnya berakhir. Biasanya mobil tersebut baik digunakan sampai 7 hingga 10 tahun. Sementara masa manfaat yang dianut kebanyakan perusahaan penyew mobil adalah 3 atau 4 tahun. Ini menandakan sama saja kita "membeli" kendaraan dua kali. Hanya sedikit kendaraan yang depresiasi tahunannya lebih kecil dalam empat tahun pertama daripada selama periode waktu yang lebih panjang.
Walaupun banyak faktor bahaya bila menyewa mobil, namun kita bisa mendapatkan keuntungan, terutama jika kita adalah seorang pemilik bisnis atau tidak bekerja pada orang lain.
Keuntungannya antara lain menyewa mobil memungkinkan orang menyatakan persentase tinggi biaya sewa itu sebagai pengeluaran operasional dan tidak mengeluarkan uang muka yang besar untuk membeli kendaraan. Keuntungan lainnya yaitu karena mobil sewaan biasanya ditukar setiap dua atau tiga tahun sekali, biaya perawatannya sering lebih kecil daripada biaya perawatan kendaraan sendiri yang lama-lama akan menjadi semakin tua.
(Fakhri Rezy)