JAKARTA - Permintaan perjalanan udara global akan mengalami penurunan untuk pertama kalinya sejak tahun 2009 pasca wabah virus korona yang masih menggema di China. Hal ini disampaikan oleh Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA).
Penghentian perjalanan dan permintaan yang menurun menyusul peringatan penyakit Covid-19 yang menyebar dengan cepat telah mendorong para operator untuk menunda layanan bahkan secara drastis mengurangi layanannya ke dan dari China. Kelompok perdagangan, yang mewakili sebagian besar maskapai penerbangan dunia yang sebelumnya telah memperkirakan pertumbuhan permintaan pada tahun 2020 sebesar 4,1% kini merevisinya menjadi kontraksi 0,6%.
Baca Juga: Fakta-Fakta Pemerintah Siapkan 'Obat' Penangkal Virus Korona untuk Maskapai
Perkiraan tersebut menghasilkan asumsi bahwa sebagian besar virus masih terkonsentrasi di China. Akan tetapi, IATA memberi peringatan bahwa dampak virus itu dapat membesar jika menyebar ke pasar lain di wilayah tersebut.
"Maskapai membuat keputusan sulit untuk memangkas kapasitas dan dalam beberapa kasus rute. Biaya bahan bakar yang lebih rendah akan membantu mengimbangi sebagian dari pendapatan yang hilang. Ini akan menjadi tahun yang sangat sulit bagi maskapai penerbangan," ujar CEO IATA Alexandre de Juniac dalam rilisnya, seperti dilansir dari CNBC, Jumat (21/2/2020).