Baca Juga: Rampung Pekan Depan, Hitung-hitungan Insentif untuk Maskapai Dilaporkan ke Jokowi
Permintaan yang menurun tersebut kemudian akan membebani maskapai penerbangan global lebih dari USD29 miliar atau Rp398,29 triliun (kurs Rp13.734 per USD) yang sebagian besar berada di kawasan Asia Pasifik. Sedangkan maskapai penerbangan China akan kehilangan pendapatannya sebesar USD12,8 miliar atau Rp175,79 triliun karena wabah mematikan tersebut.
“Ini adalah masa yang menantang bagi industri transportasi udara global. Menghentikan penyebaran virus adalah prioritas utama. Maskapai mengikuti panduan Organisasi Kesehatan Dunia dan otoritas kesehatan publik lainnya untuk menjaga keselamatan penumpang, dunia terhubung, dan virus terkandung,” pungkas Alexandre.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)