JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengaku heran dengan adanya massa yang menuntut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Hal itu terjadi dalam orasi dari aksi 212 yang berlangsung 21 Feberuari 2020 di depan Istana Negara, Jakarta.
Luhut menilai Ahok merupakan tokoh yang tepat untuk membenahi Pertamina. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini yang menemukan banyak sekali permasalahan di perusahaan merah yang harus diperbaiki. Ia juga merasa bersyukur dengan kehadiran Ahok di tubuh perusahaan energi milik negara tersebut.
Baca Juga: Pertamina dan PLN Teken Kerjasama Pemanfaatan Gas Bumi Domestik
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) melakukan perombakan jajaran Direksi dan Komisaris pada hari ini. Perombakan jajaran Direksi dan Komisaris dilakukan lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Bisa (RUPSLB). Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina menggantikan Tanri Abeng.
Berikut Okezone sudah merangkum fakta terkini Ahok didesak mundur, Sabtu (29/2/2020) :
1. Ahok Menemukan Masalah-Masalah yang Harus Diperbaiki di Pertamina
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok itu yang menemukan banyak sekali permasalahan di Pertamina yang perlu diperbaiki.
"Dituduh korupsi? Kalau saya boleh cerita Pak Ahok itu yang menemukan banyak sekali masalah-masalah yang harus diperbaiki di Pertamina," kata Luhut dalam diskusi dengan wartawan di kantornya, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Baca Juga: Sedang Menormalkan Listrik, 2 Petugas PLN Ini Mendadak Bantu Ibu Melahirkan
2. Bersyukur karena Ada Ahok di Pertamina
Bahkan, Luhut mengaku merasa bersyukur dengan kehadiran Ahok di tubuh perusahaan energi milik negara itu. "Kita malah bersyukur ada Pak Ahok," ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga turut buka suara terkait tuntutan dalam aksi massa 212. Menurutnya, kinerja jajaran direksi dan komisaris Pertamina dalam tiga bulan terakhir ini sudah baik.