JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) memutar otak untuk menyiasati potensi kehilangan pendapatan akibat virus korona. Perseroan sendiri mengaku kehilangan pendapatan Rp207 miliar selama Januari - Februari 2020 dari bisnis Aero.
Direktur Utama AP1 Faik Fahmi mengatakan, untuk menutupi bisinis Aero, maka pihaknya akan menutup potensial lost dari bisnis non Aero. Dirinya menargetkan bisa meraup pendapatan hingga Rp500 miliar dari bisnis non Aero.
"Kalau dari sisi pendapatan ada 20 inisiatif lengkap dan itu dampak terhadap pendapatan kita bisa sampai Rp500 miliar di 2020 reveneu enchament tersebut," ujarnya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (6/3/2020).
Baca Juga: Korean Air Stop Penerbangan ke Bali, AP I Mulai Hitung Kerugian
Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP 1 Devy Suradji mengatakan, pihaknya bakal memaksimalkan beberapa lahan yang tak digunakan. Sebab, perusahaan masih memilik beberapa lahan yang bakal dimaksimalkan.
"Misalnya lahan itu dari jarak menuju ke bandara paling dekat 10 km, nah mungkin enggak pemberhentian dan tempat bensin, ini kita hidupkan," kata Devu
Salah satu aset yang sekarang sedang dikembangkan adalah optimalisasi Bandara Adisutjipto di Yogyakarta. Menurut Devy, bandara Yogyakarta ini akan tetap beroperasi meski sudah ada Yogyakarta International Airport (YIA) di Terminal B.