Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ruangguru di Tengah Kartu Pra-Kerja Tuai Polemik

Giri Hartomo , Jurnalis-Rabu, 15 April 2020 |17:21 WIB
Ruangguru di Tengah Kartu Pra-Kerja Tuai Polemik
Belajar Online (Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah baru saja mengoperasikan Kartu Pra-Kerja beberapa hari lalu. Program tersebut ditunjukkan guna membantu masyarakat Indonesia dapat meningkatkan kemampuan untuk bekerja.

Kartu Prakerja adalah bantuan biaya pelatihan bagi masyarakat Indonesia yang ingin memiliki atau meningkatkan keterampilannya. Karena dipercaya bahwa masyarakat Indonesia sesungguhnya ingin selalu meningkatkan kemampuannya.

 Baca juga: Dana Pra-Kerja Rp3,55 Juta Hanya Bisa Dicairkan Satu Kali, Gunakanlah Sebaik-baiknya

Didesain sebagai sebuah produk, program ini dikemas sedemikian rupa agar memberikan nilai bagi pengguna sekaligus memberikan nilai bagi sektor swasta. Jalan digital melalui marketplace dipilih untuk memudahkan pengguna mencari, membandingkan, memilih, dan memberi evaluasi.

 Ruang Guru

Dalam program tersebut, bagi yang telah terdaftar akan diikutsertakan dalam pelatihan dari berbagai platform digital. Adapun mitra platform digital tersebut terdiri dari Tokopedia, Skill Academy by Ruangguru, Maubelajarapa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Pijar Mahir, dan dari Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker).

 Baca juga: Masyarakat Diimbau Daftar Program Kartu Pra-Kerja Lewat Situs Resmi

Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio mengatakan, dalam kasus ini perusahaan manapun sebenarnya bisa ikut dalam Program Pra Kerja. Asalkan, perusahaan yang ditunjuk memiliki kapasitas yang mumpuni.

"Kalau saya prinsipnya siapapun yang akan mengerjakan kalau dia mampu tidak masalah. Jadi siapapun organisasinya kalau tidak mampu harus ada yang mengevaluasi dari pemerintah," ujarnya saat dihubungi Okezone," Rabu (15/4/2020).

Hanya saja, penetapan Ruangguru sebagai mitra pemerintah, dinilai sebagai sesuatu yang tidak etis. "Ketika yang punya organisasi ada di pemerintahan sebaiknya tidak ikut. Karena tidak etis," kata Agus.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement