JAKARTA - Semarang tidak memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti provinsi lainnya. Ekonomi di sana pun berjalan dengan mengutamakan protokol kesehatan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, ada beberapa pembelajaran yang diambil Semarang dari banyak negara dalam menangani dampak virus corona, seperti Korea, Vietnam dan lainnya. Pembelajaran ini kemudian dijadikan pedoman untuk mengambil kebijakan dalam menangani virus corona di Semarang.
Seperti pengalaman Korea Selatan yang tidak memutuskan lockdown, tapi menyiapkan dengan cepat masker. Saat produksi 10 juta masker per hari tidak cukup, pemerintah langsung perintahkan perusahaan swasta mencetak banyak, sehingga kebutuhan 14 juta masker per hari tercukupi.
Baca Juga: Cegah Korupsi, Pemerintah Harus Punya Data Akurat Penerima Bansos Covid-19
"Belajar dari itu, Kota Semarang bukan tidak mau PSBB. Tapi dengan cepat instruksikan pabrik-pabrik supaya utamakan protokol kesehatan. Pasar diatur ulang seperti dilakukan di Myanmar dan kerumunan dibubarkan," tuturnya, dalam telekonferensi, Jumat (1/5/020).
Ganjar juga belajar dari Vietnam, di mana setiap orang atau kelompok kecil yang datang, langsung ditutup. Hal ini pun menjadi sebuah kebijakan supaya perangkat di desa mewaspadai orang-orang yang datang .
"Saya dekati dengan cara berbeda, ketika PSBB tidak dilakukan, saya kunci wilayah di satu desa. Tapi saya sampaikan bahwa yang ada di dalam ini manusia, harus dipelihara karena bisa lapar, jadi saya coba dekati. Saya datangi, kemudian para mahasiswa di Jawa Tengah yang tidak bisa pulang, saya kasih bantuan," ujarnya.