JAKARTA - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) atau Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) menyebut angka pengangguran akan bertamabah akibat virus corona. Tak tanggung-tanggung diperkirakan angka pengagguran akan bertambah sebanyak 4,22 juta orang pada tahun 2020.
Menteri PPN atau Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, bertambahnya angka pengguran ini menyusul banyaknya perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini dikarenakan keuangan perusahaan terganggu akibat pandemi virus corona yang menginfeksi Indoensia.
Baca juga: 5 Fakta Terbaru soal Pengangguran di Indonesia, Jumlahnya Naik Jadi 6,8 Juta Orang
Asal tahu saja, berdasarkan data Bappenas, ada sekitar 3,7 juta orang yang di PHK dan dirumahkan. Angka ini lebih besar dibandingkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan yang sebesar 1,7 juta orang.
Namun angka ini masih jauh lebih rendah dibandingkan data yang ada di Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia. Sebab, KADIN mencatat, jumlah tenaga kerja yang terkena PHK akibat virus corona mencapai 6 juta orang.
"Kami berhadapan dengan pengangguran yang bertambah 4,22 juta di 2020 dibandingkan 2019," ujarnya dalam teleconfrence, Selasa (12/5/2020).
Baca juga: Banten Jadi Provinsi Paling Banyak Pengangguran di Indonesia
Menurut Suahrso outlook tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada 2020 sebesar 7,8%-8,5%. Angkanya lebih tinggi dibandingkan target yang ada di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sebesar 4,8%-5% atau realisasi 2019 kemarin yang sebesar 5,28%.
Namun Suharso memproyeksikan bahwa tingkat pengangguran terbuka pada 2021 diperkirakan dikisaran 7,5% sampai 8,2%. Artinya angka ini akan kembali membaik pada tahun 2021 mendatang.
Sementara untuk outlook tingkat kemiskinan pada 2020 diperkirakan akan mencapai sebesar 9,7% sampai 10,2 %. Lalu, Bappenas menargetkan tingkat kemiskinan turun di level 9,2%-9,7% pada tahun depan.
"Kami berharap angkanya bisa kami koreksi ke 9 persen. Kalau sampai menjadi dua digit itu benar-benar suatu pekerjaan yang berat," ucapnya.
(Fakhri Rezy)