JAKARTA - Pemerintah diminta untuk belajar dari beberapa negara yang sudah lebih dahulu menjalankan new normal. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya gelombang kedua yang masuk ke Indonesia.
Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan, salah satu yang bisa dijadikan contoh adalah China. Saat itu, China tepatnya kota Beijing membuka kembali aktivitas masyarakat setelah berbulan-bulan lockdown.
Baca Juga: 80 Mal Buka Besok, Penyewa Tenant Minta Keringanan Sewa hingga Pajak
Namun tanpa disangka gelombang kedua atau klaster baru justru muncul. Hal ini dikarenakan ada beberapa kelompok masyarakat yang tak mematuhi protokol kesehatan.
"Kota Beijing di Tiongkok harus di-lockdown lagi karena adanya klaster baru Covid-19 di kota itu. Klaster baru Covid-19 muncul karena ulah segelintir orang yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Semua pemerintah daerah patut belajar dari pengalaman buruk Beijing," ujarnya melalui keterangan tertulis, Minggu (14/6/2020).
Menurut Bamsoet, penerapan new normal ini menjadi salah satu kunci untuk keberlanjutan ekonomi. Sebab jika penerapan new normal ini gagal, bukan tidak mungkin Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan kembali diterapkan.
"Soalnya, jika pola hidup baru gagal, dan hanya menghadirkan klaster baru Covid-19, bukan tidak mungkin PSBB harus diberlakukan lagi. Dan, ketika klaster baru Covid-19 itu harus direspons dengan PSBB lagi, ada jutaan warga yang dirugikan," kata Bamsoet.