JAKARTA – Pandemi covid-19 menghancurkan bisnis di berbagai sektor. Sebuah studi PBB menunjukkan pendapatan dari pariwisata global diperkirakan berkurang hingga USD3,3 triliun akibat pandemi virus corona. Banyak pihak terdampak hal ini, termasuk seorang diaspora Indonesia di Jepang.
Dalam waktu sekejap, David John kehilangan bisnis pariwisata yang dirintisnya selama bertahun-tahun di Tokyo. Beruntung laki-laki kelahiran Jambi ini punya keahlian lain, yaitu sulap, yang kini dibawakan secara virtual ke seluruh dunia.
Tak ada hari tanpa sulap. Dari rumahnya di Tokyo, David John menghibur para klien dengan berbagai trik dibalut komedi ke seluruh dunia. "Pagi saya bisa perform untuk keluarga di Paraguay, dua jam kemudian perform untuk satu keluarga di Brasil, kemudian sorenya bisa ke Amerika," ujarnya dilansir dari VOA, Senin (13/7/2020).
Baca Juga: Berkah Tahun Ajaran Baru, Pedagang Seragam Sekolah Banjir Orderan
Lewat aplikasi konferensi video, para penonton dari segala usia diajak berinteraksi. Dan pada akhir sesi yang berlangsung satu jam, peserta diajari trik sederhana. Kareen Gunawan, seorang diaspora Indonesia di Singapura, dan anaknya yang berusia 10 tahun sangat menikmatinya.
"Pengalamannya memang menyenangkan ya, bukan cuma entertaining tapi juga ada sesuatu yang dipelajari. Dan sesudah itu bisa dipraktikkan," kata Kareen Gunawan, penonton di Singapura.
Bagi sebagian orang, kegiatan virtual semacam ini merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan di tengah pandemi virus corona yang penuh ketidakpastian. Seperti yang dialami Lisa Mast, seorang perempuan Amerika di San Francisco. Dia mengajak puteri dan cucunya yang tinggal di luar kota, untuk nonton bersama lewat layar komputer.
"Hidup saya tiba-tiba berantakan seperti semua orang. Tadinya ada beberapa orang yang tinggal dengan saya di rumah, tapi mereka keluar karena Covid. Jadi saya sendirian. Cucu dan puteri saya ada di Los Angeles. Saya rindu sekali. Saya mencari kegiatan yang bisa kami lakukan bersama," tukas Lisa.
Baca Juga:Â Memulai Bisnis Pakai Duit Pesangon yang Minim Risiko, Untungnya Gede
Tak hanya menghibur keluarga atau anak-anak, David juga sering diminta perusahaan-perusahaan besar, termasuk Google dan Alibaba, untuk menghibur para karyawannya.
"Karena sekarang para karyawan bekerja dari rumah dan mereka ingin menjaga kesehatan mental, supaya semua masih tetap bisa bekerja dengan kesehatan mental yang bagus. Buat mereka itu sesuatu yang penting," ujar David John lagi.
Menjadi pesulap global penuh waktu tak pernah terbayangkan oleh David yang sudah tinggal di Jepang selama 20 tahun ini. Setelah meninggalkan dunia IT beberapa tahun lalu, dia kemudian merintis bisnis pariwisata di Tokyo. Ayah satu anak ini menyediakan layanan tur keliling Jepang kepada turis internasional, banyak diantaranya dari Indonesia.
Dia juga pernah membuat program televisi "Kokoro NoTomo" yang menampilkan kebudayaan Jepang di sebuah stasiun TV swasta di Indonesia.