JAKARTA - Individu tentunya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda. Tentunya tidak bisa disamakan satu dengan yang lain. Salah satu kondisi psikologis yang dimiliki oleh sebagian individu adalah overachiever.
Baca Juga: Era Covid-19 Bikin Konsumen Lebih Cerdas Belanjakan Uang
Overachiever adalah kondisi psikologis seseorang yang selalu ingin melakukan banyak hal demi meraih pencapaian yang lebih besar lagi.
"Sebenarnya sikap seorang overachiever memang positif karena menggugah Rekanaker menjadi pribadi yang lebih baik," tulis akun Instagram @kemnaker, Jakarta, Rabu (29/7/2020).
Baca Juga: Sebelum Membeli Rumah Bekas, Perhatikan 3 Hal Berikut
Tapi, terkadang kecenderungan tersebut menyebabkan sejumlah hal-hal negatif yang mengganggu diri sendiri dan orang di sekitar.
Berikut beberapa tanda seseorang dengan sosok overachiever:
Pertama, tidak punya waktu luang untuk orang terdekat.
Kebanyakan, sosok tersebut tidak mempunyai waktu luang yang diakibatkan terus menerus memforsir waktu untuk bekerja lebih. Sama hal nya dengan waktu kepada orang terdekat yang cenderung lebih sedikit.
Kedua, gampang bosan dengan rutinitas harian.
Bosan adalah hal yang manusiawi. Namun, orang dengan kondisi psikologis seperti ini mudah jenuh atau bosan dengan kegiatan rutinitas harian.
Ketiga, gagal adalah mimpi buruk.
Kegagalan memang menjadi hal yang menyakitkan. Namun, dari kegagalan lah seseorang harus bangkit kembali. Sosok overachiever akan mengganggap gagal adalah mimpi buruk. Kalau gagal, bangkit lagi yuk?
Keempat, kritik dianggap musuh terbesar.
Kritikan akan membuahkan hasil baik biasanya. Mungkin terkadang kritikan itu menjengkelkan,pasalnya kritikan yang diterima biasanya tidak mengenakan. Anggap kritik sebagai masukan ya, untuk pembelajaran kedepannya.
Kelima, Terlalu fokus pada masa depan.
Fokus pada masa depan memang bagus, tapi perlu diperhatikan juga di masa saat ini. Pikirkan pula untuk hal-hal yang perlu dilakukan di masa sekarang. Jangan hanya fokus untuk menata masa depan.
Yang terakhir adalah, segala sesuatu dihitung dalam skema 'untung-rugi'.
Skema ini mirip menyerupai skema penjual umumnya, Untung-rugi. Perlu memang sejumlah skema dalam hidup, tapi harus tetap diperhatikan cocok atau tidaknya ya!
(Dani Jumadil Akhir)