JAKARTA - Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan, pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) akan terus dioptimalkan. Seperti diketahui, Indonesia mempunyai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. Hingga Mei 2020 realisasi bauran EBT masih sebesar 14,2%.
"Memang penggunaan energi fosil kita masih dominan terutama batu bara. Namun demikian, angkanya dalam dalam 5 tahun terakhir EBT terus meningkat. Kita tetap optimis tahun 2025 EBT sesuai dengan target yang kita tanamkan," ujarnya pada IDX Channel Market Review, Rabu (29/7/2020).
Baca Juga:Â Stok BBM hingga Gas Industri Luber Selama Pandemi Covid-19Â
Djoko mengakui, pengembangan EBT di tengah pandemi Covid-19 ini tidak mudah mengingat energi fosil seperti minyak mentah harganya saat ini sangat murah. "Tahun ini kita akan menggalakkan energi panas bumi. Kita juga akan terus membangun EBT dari energi angin, dan juga mikrohidro," ungkapnya.
Dia melanjutkan, pemerintah juga sedang melakukan uji coba D100 berbasis minyak sawit. Bahan bakar tersebut melimpah dan berpotensi mewujudkan ketahanan energi nasional.
"Produksi minyak sawit kita setahun 46-49 juta KL per tahun. Untuk memenuhi solar subsidi dengan B30 itu, artinya 30% FAME itu angkanya di 6,9 juta KL. Artinya, kita masih ada 40 juta KL. Memang itu sebagian besar digunakan untuk pangan dan kosmetik lainnya," jelasnya.
Baca Juga:Â Sudah Saatnya Pengembangan Energi Terbarukan Naik PangkatÂ
Djoko menuturkan, saat ini indeks ketahanan energi nasional Indonesia masih berada pada level 6,44 yang dikategorikan masih tahan. Nantinya dengan adanya D100 atau green fuel lainnya otomatis akan meningkatkan indeks ketahanan energi.
"Kita ingin di level 7,99 jadi nanti kalau semua bahan bakar nabati sudah bisa memproduksi seluruh jenis BBM," imbuhnya.