Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ekonomi RI Kuartal II Terancam Minus, Ini Proyeksi Mantan Bos BI hingga Pengusaha

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Selasa, 04 Agustus 2020 |16:27 WIB
Ekonomi RI Kuartal II Terancam Minus, Ini Proyeksi Mantan Bos BI hingga Pengusaha
Ekonomi RI (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 Indonesia pada esok hari atau 5 Agustus 2020. Banyak yang memprediksi, ekonomi Indonesia kuartal II-2020 akan tumbuh negatif atau minus terimbas pandemi virus corona atau Covid-19.

Meski diprediksi minus, ekonomi Indonesia belum masuk jurang resesi. Sebab, pada kuartal I-2020, ekonomi Indonesia tumbuh positif 2,97%.

Namun, beberapa negara yang sudah mengalami resesi dinilai akan berdampak pada ekonomi Indonesia. Sebut saja negara yang terlebih dahulu mengalami resesi, seperti Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, Jerman, Amerika Serikat (AS) hingga Uni Eropa.

Baca Juga: Tugas Khusus Satgas dari Jokowi, Ekonomi Kuartal III Jangan Sampai Negatif!

Banyak yang memprediksi ekonomi Indonesia akan minus di kisaran 3% hingga 6% pada kuartal II-2020. Berikut beberapa penjelasan ekonomi Indonesia menurut ekonom, mantan Menkeu, Gubernur BI hingga pengusaha seperti dirangkum Okezone, Jakarta, Selasa (4/8/2020).

 

1. Mantan Gubernur BI Agus Martowardojo

Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2013-2018 Agus Martowardojo, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2020 akan ada di kisaran negatif atau minus 4% hingga 6%. Padahal, rata-rata pertumbuhan ekonomi di 5 tahun terakhir berada di angka 5%

"Akibat Covid ekonomi sudah turun 2,9%. Kita semua prediksi ekonomi Indonesia di kuartal II-2020 tumbuh negatif, kita melihat negatif 4% sampai 6%," kata Agus dalam diskusi secara virtual, Senin 3 Agustus 2020.

Baca Juga: Bu Sri Mulyani, Indonesia Bisa Selamat dari Jurang Resesi?

2. Ekonom Indef Bhima Yudhistira

 

Bhima memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II diperkirakan akan tumbuh minus 3,26-3.88%. Adapun, perlambatan konsumsi rumah tangga dan lambatnya realisasi stimulus disertai rendahnya aktivitas manufaktur jadi penyebab utama anjloknya perekonomian pada kuartal II.

"Penanganan pandemi covid19 yang lambat dan kebingungan kebijakan kesehatan memperparah kepercayaan konsumen untuk berbelanja," ujar Bhima saat dihubungi di Jakarta, Selasa 4 Agustus 2020.

3. Ekonom Core Piter Abdullah

Ekonom Core Piter Abdullah mengatakan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai -5%. Hal ini disebabkan turunya konsumsi serta investasi dan ekspor yang membuat pertumbuhan ekonomi anjlok

"Saya perkirakan antara minus 5% sampai minus 5,5%. Utamanya karena wabah yang menyebabkan turunnya konsumsi, investasi dan ekspor," jelasnya.

4. Kepala Riset Ekonomi Danareksa

Kepala Riset Ekonomi Danareksa Moekti P Soejachmoen mengatakan kontraksi ekonomi Tanah Air terjadi karena pandemi virus corona atau covid-19 semakin meningkat pada periode tersebut.

"Kita memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan minus 3,58% secara tahunan pada kuartal II 2020. Sementara, laju ekonomi minus 2,63% secara kuartalan pada periode yang sama," jelasnya.

5. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan minus 4% hingga 6%.

"Kalau kita melihatnya pertumbuhan ekonomi kuartal II bisa minus 4% atau mencapai 6% karena pandemi virus Covid-19," ujar Shinta, di Jakarta, Selasa 4 Agustus 2020. (dni)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement