JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat kebutuhan anggaran untuk stimulus listrik selama pandemi Covid-19 membengkak hingga Rp15,39 triliun. Hal itu karena seiring dengan perpanjangan dan perluasan program stimulus baik kepada rumah tangga maupun pelanggan sosial, bisnis dan industri.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, semula dibutuhkan anggaran senilai Rp7,83 triliun yang mencangkup diskon tarif listrik bagi rumah tangga 450 VA dan 900 VA dari April hingga Desember 2020.
Baca juga: Siap-Siap, Besok Daerah Ini Alami Pemadaman Listrik hingga 4 Jam
"Diharapkan mereka bisa lebih survive dan dengan bantuan ini kami juga berharap mereka lebih kuat lagi menghadapi pandemi Covid-19," ujar Rida dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (11/8/2020).
Rida merinci, diskon tarif listrik 100% bagi 450 VA dan 50% bagi 900 VA bersubsidi yang sudah berjalan dari April-Juni 2020 dan diperpanjang lagi sampai Juli-September pada tahun yang sama. Hingga September, kebutuhan biayanya mencapai Rp7,83 triliun.
Jumlah tersebut mencakup 31,38 juta pelanggan selama April-Juni 2020 serta 31,63 pelanggan selama Juli-September.
Baca juga: Cerita Menperin Perjuangkan Insentif Listrik Industri Sesuai Jam Pemakaian
Meski begitu, kata Rida, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang program stimulus tersebut pada Oktober hingga Desember 2020. Dengan begitu ada tambahan dana senilai Rp4,3 triliun untuk 31,88 juta pelanggan.
Sementara itu, pemerintah juga menganggarkan tambahan dana sebesar Rp42,05 miliar untuk diskon 100% tarif listrik bagi pelanggan bisnis dan industri 450 VA. Program ini berjalan selama Mei-Oktober tahun ini. Namun, diperpanjang lagi dari November-Desember sehingga menelan biaya.