JAKARTA - Pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian selama krisis akibat pandemi virus corona. Namun tak kalah penting, peran serta dari dunia usahanya.
Pemerintah Singapura telah menggelontorkan dana USD73 miliar atau sekitar Rp1.078 triliun (mengacu kurs Rp14.800 per USD) sebagai stimulus pemulihan ekonominya.
Namun meski mengalami resesi sejak 2009, beberapa perusahaan multinasional dari industri terkemuka di Singapura telah berhasil menemukan peluang untuk terus maju. Dari memimpin upaya bantuan krisis hingga mendukung perusahaan lain.
Mengutip dari CNBC, Senin (24/8/2020), berikut beberapa langkah dan peran besar dunia usaha Singapura dalam menghadapi pandemi virus corona.
Merespon Dalam Krisis
Selama puncak pandemi, industri manufaktur menjadi satu-satunya sektor yang tumbuh. Tercatat, sektor manufaktur tumbuh 2,5% karena permintaan barang biomedis melonjak.
Produsen 3M menerapkan pelajaran dari wabah SARS 2003 untuk menjalankan jalur manufakturnya 24 per 7 dan menggandakan produksi global respirator N95.
Baca Juga: Pulihkan Ekonomi, Singapura Tambah Anggaran Stimulus Rp85,8 Triliun
“Kami membuat keputusan sadar untuk berinvestasi dalam kapasitas tambahan untuk pandemi berikutnya,” ujar Direktur Pelaksana Kevin McGuigan,
Pada paruh pertama 2020, 3M memproduksi lebih dari 800 juta respirator di seluruh dunia. Bahkan ketika penutupan perbatasan mengancam akan mengganggu produksi.
Mendukung Bisnis Lain
Sementara itu, karena lockdown yang dilakukan pemerintah telah membuat banyak industri terhenti. Sektor jasa keuangan memiliki peran penting dalam menyediakan pendanaan untuk menjaga bisnis tetap berjalan.
Itu termasuk langkah-langkah untuk meringankan kendala arus kas untuk lebih dari 270.000 usaha kecil dan menengah (UKM) Singapura.UKM menyumbang 99% bisnis di Singapura dan 72% tenaga kerja.
Selama puncak wabah, DBS yang merupakan bank terbesar di Asia Tenggara menghasilkan USD3,5 miliar atau sekitar Rp51 triliun dalam bentuk pinjaman sementara agar banyak dari mereka terus berjalan. Dari jumlah tersebut, sekitar sembilan dari 10 (87%) dibuat untuk usaha kecil dan mikro.
“Seperti halnya perekonomian mana pun, Anda akan menemukan UKM adalah pondasinya. Mereka, yang pertama dan terpenting, bertanggung jawab atas banyak kegiatan ekonomi suatu negara, dan karena itu mereka juga mempekerjakan banyak orang, ”kata Tse Koon Shee, eksekutif grup DBS dan kepala negara untuk Singapura.
Baca Juga: Ekonomi Jepang hingga Malaysia Minus, Awas RI Terseret Tsunami Resesi
Cara Kerja Baru
Lanskap ekonomi yang berubah akibat pandemi juga mempercepat perkembangan teknologi. Sebab orang dan perusahaan telah beradaptasi dengan cara kerja baru, termasuk memindahkan operasi secara online.
Lanskap kerja baru ini dibantu oleh teknologi milik Microsoft yang memiliki kantor pusatnya di kawasan Asia-Pasifik di Singapura melalui produknya Microsoft Teams dan komputasi awan Azure.
“Kami mengatakan kami telah melihat transformasi digital selama dua tahun dalam dua bulan sebagai akibat dari Covid,” kata Fiona Carney, chief operating officer di Microsoft APAC.