NEW YORK - Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil dalam perdagangan yang tipis pada Senin (7/9/2020) waktu setempat. Hal ini dikarenakan hari libur akan Labor Day.
Hal ini juga terlihat setelah data pekerjaan AS menunjukkan pertumbuhan pekerjaan melambat lebih jauh pada bulan Agustus. Sementara para pedagang mengalihkan fokus mereka ke pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis.
 Baca juga: Dolar Anjlok Imbas Intervensi Bank Sentral AS
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Jumat menunjukkan bahwa pertumbuhan pekerjaan AS melambat dan kehilangan pekerjaan permanen meningkat karena pendanaan pemerintah mulai habis, meningkatkan keraguan atas keberlanjutan pemulihan ekonomi. Namun, tingkat pengangguran turun menjadi 8,4% dari 10,2% di Juli.
Mata uang dolar menguat ke level tertinggi dalam seminggu di 93,242 melawan sekeranjang mata uang utama. Tetapi kemudian mengoreksi kembali kenaikannya karena indeks saham AS pulih.
 Baca juga: Dolar Babak Belur Imbas Investor Khawatir dengan Suramnya Ekonomi AS
"Data pekerjaan yang menunjukkan penurunan tingkat pengangguran, dan kenaikan imbal hasil Treasury AS, mendukung dolar hari ini," kata Masafumi Yamamito, kepala strategi mata uang di Mizuho Securities.
Melansir CNBC, Jakarta, Selasa (8/9/2020), indeks dolar sedikit berubah pada hari ini di 92,895. Perdagangan valuta asing kemungkinan besar akan melemah karena pasar keuangan AS ditutup untuk liburan Hari Buruh.
Sentimen yang lebih luas terhadap dolar tetap lemah setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan pada hari Jumat bahwa bank sentral berencana untuk mempertahankan suku bunga AS lebih rendah lebih lama.
“Kami pikir perekonomian akan membutuhkan suku bunga rendah, yang mendukung kegiatan ekonomi, untuk jangka waktu yang lama ... itu akan diukur dalam beberapa tahun,” kata Powell.