JAKARTA - Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) disinyalir bisa menjadi penyelamat ekonomi dari keterpurukan saat ini. Maka dari itu, sinergi antara pelaku UMKM dengan perbankan harus dilakukan.
"Kemarin juga sudah ada pengumuman dimana kuartal III kita tumbuh dikit dibandingkan kuartal II. Dan kebanyakan di drive oleh belanja negara," ujar Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata saat webinar di Jakarta, Jumat (6/11/2020).
Baca juga: Menko Airlangga: Perbaikan Ekonomi Indonesia Didorong oleh Sisi Demand yang Melonjak
Di masa kondisi ekonomi tak menentu akibat wabah Covid-19, kini posisi UMKM memang sangat rentan. Terpukul oleh pembatasan sosial, rata-rata omzet harian UMKM di masa pandemi hanya tinggal 15-10% dari kondisi normal.
Para pelaku usaha kecil pun harus memutar otak untuk dapat beradaptasi dengan perubahan sekitar. Untuk bertahan hidup, usaha-usaha kecil ini mengalihkan penjualan ke e-commerce. Selama pandemi, terjadi peningkatan transaksi daring sebesar 69%.
ÂMenurut Survey Sensum & Neuro Sensum, 59% UMKM berubah fokus ke penjualan daring agar tetap bertahan. Ancaman krisis ekonomi akibat pandemi memaksa pebisnis, dari kelas mikro sampai perusahaan besar, membuka mata lebar-lebar untuk menemukan peluang di tengah kesulitan.
Bahkan menurut Leo, selama pandemic covid 19 sangat banyak menelurkan sektor UMKM baru atau pelaku usaha baru dan itu perlu didorong oleh pemerintah.