JAKARTA - Joe Biden kembali ke Gedung Putih untuk memimpin Amerika Serikat di tengah-tengah krisis ekonomi setelah mengalahkan Presiden Donald Trump dalam pemilihan hari Selasa, 3 November 2020. Hal ini sebuah peristiwa yang kemungkinan besar akan menimbulkan perasaan deja vu yang menakutkan bagi mantan wakil presiden Partai Demokrat tersebut.
Dilansir dari Reuters, Minggu (8/11/2020), tidak seperti tahun 2008, ketika negara itu memilih Demokrat Barack Obama dan pasangannya Biden ketika ekonomi global terhuyung-huyung dari krisis subprime mortgage dan runtuhnya bank investasi Lehman Brothers, kemerosotan ekonomi terburuk saat ini mungkin telah berlalu, para ekonom dan kata para analis.
 Baca juga: Terpilih Jadi Presiden AS, S&P Colek Biden untuk Fokus Redam Ekonomi Imbas Covid-19
"Kami masih jatuh ke jurang yang dalam," kenang Donald Kohn, yang pernah menjadi wakil ketua Federal Reserve selama Resesi Hebat 2007-2009, yang berdiri sebagai penurunan terburuk AS sejak Depresi Hebat hingga terhalang oleh krisis saat ini.
Saat Obama dan Biden mulai menjabat pada Januari 2009, pengangguran AS masih meningkat bahkan tidak akan mencapai puncaknya hingga 10 bulan setelah masa jabatan pertama mereka, ketika mencapai 10%.
 Baca juga: Joe Biden Jadi Presiden AS, Perang Dagang Berakhir?
Biden, yang telah menghabiskan lebih dari seperempat abad di Kongres sebelum menjadi wakil presiden, membantu mendorong paket stimulus senilai USD800 miliar yang dikritik oleh Partai Republik. Di mana dinilai sebagai pemborosan dan oleh mereka yang di kiri sebagai terlalu kecil.
"Kami tahu sebagian dari uang ini akan terbuang percuma," katanya di sini para pemimpin bisnis pada Juni 2009 dengan sifat blak-blakan, mendesak mereka untuk menerima paket tersebut.
Tingkat pengangguran AS tidak turun di bawah tingkat saat Obama dan Biden terpilih hingga satu tahun memasuki masa jabatan kedua mereka.
Saat ini, lanskap ekonomi lagi-lagi buruk, dengan ekonomi AS secara teknis dalam resesi dan 3,5% lebih kecil daripada pada awal tahun 2020 bahkan setelah mencatat rekor pertumbuhan tinggi pada kuartal ketiga.
Follow Berita Okezone di Google News