TOKYO - Raksasa konstruksi asal Jepang Toshiba menyatakan berhenti menerima pesanan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru. Hal itu untuk mendorong penggunaan energi terbarukan, dan mendukung wacana Perdana Menteri (PM) Yoshihide Suga yang mengatakan Jepang akan bebas emisi karbon pada 2050.
“Mengingat tren global telah bergerak menuju dekarbonisasi, kami perlu mengubah sikap kami terhadap bisnis tenaga batu bara yang kami tangani,” ujar juru bicara Toshiba, Takashi Ebina dikutip dari Bloomberg, Rabu (11/11/2020).
 Baca juga: PLTU Amurang Didatangi Hiu Paus, Ternyata Ada Artinya
Toshiba akan mengurangi emisi karbon dioksida hingga 50 persen pada 2030. Saat ini masih ada 10 pembangkit listrik yang harus diselesaikan sesuai kewajibannya.
Perusahaan itu akan terus memproduksi turbin uap dan menawarkan layanan pemeliharaan untuk pembangkit listrik tenaga batu bara yang ada.
 Baca juga: PLTU Amurang Kedatangan Hiu Paus Berukuran Jumbo
Toshiba sudah memiliki pesanan untuk pemasangan fasilitas pembangkit listrik tenaga batu bara di berbagai negara termasuk Indonesia dan India, menurut rincian di situs webnya.
Setelahnya, Toshiba berencana menginvestasikan USD1,5 miliar dalam energi terbarukan untuk operasinya hingga tahun fiskal yang berakhir Maret 2023.