JAKARTA - Pandemi virus corona (Covid-19) mempengaruhi seluruh aspek perekonomian. Tak terkecuali juga sektor industri yang menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian Yulia Astuti mengatakan pandemi virus corona membuat kinerja industri melambat. Khususnya industri pengolahan non migas yang pada kuartal II-2020 lalu saja masih mengalami minus 5,74%.
 Baca juga: Stigma Corona yang Bikin Parno Warga, dari Dikucilkan hingga Takut Sakit
"Pada triwulan II-2020 industri pengolahan nonmigas mengalami kontraksi sebagai dampak pandemi covid-19 yaitu tumbuh minus 5,74%," ujarnya saat membacakan keynote speech dari Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (12/11/2020).
Terdampaknya industri pengolahan nonmigas sangat terasa kepada ekonomi secara keseluruhan. Sebab, industri pengolahan nonmigas berkontribusi cukup besar bagi perekonomian Indonesia.
 Baca juga: Sri Mulyani: Ada 2 Sektor Masih Alami Pelemahan, Sisanya Proses Perbaikan
"Industri pengolahan non migas masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi terhadap PDB 17,83% terbesar dari sektor lainnya," ucapnya.
Dari sisi kinerja perdagangan lanjut Yulia, ekspor sektor industri sebenarnya tidak terlalu buruk. Karena selama periode Januari hingga September, nilai ekspor Indonesia dari sektor industri mencapai USD94,36 miliar.
 Baca juga: Gubernur BI: Digitalisasi Jadi Sumber Ekonomi RI
Adapun tiga penyumbang terbesar ekspor sektor industri adalah makanan dan minuman dan industri logam dasar. Selain itu industri bahan kimia dasar dari bahan kimia juga menjadi salah satu penyumbang terbesar ekspor.