“November masih Rp40 triliun dan itu adalah konstruksi. Terus nanti kalau misalnya jadi, barangnya kayak apa? Kalau bangunan ya ambruk. Kalau jembatan ya ambruk. Hanya berapa bulan. Jangan sampai sekali lagi diulang-ulang semuanya menumpuk di akhir tahun,” tegasnya.
Dia menekankan bahwa di dalam situasi krisis seperti sekarang ini yang dibutuhkan adalah kecepatan dalam realisasi belanja pemerintah. Pasalnya belanja pemerintahlah yang mendorong permintaan.
“Meningkatkan konsumsi masyarakat yang selanjutnya menggerakan produksi dan tentu saja kita harapkan ekonomi akan tumbuh kembali,” pungkasnya.
(Fakhri Rezy)