JAKARTA- Prospek ekonomi turun tajam sepanjang 2020 menyebabkan aktivitas penanaman modal ikut tertekan, bahkan lebih besar dibandingkan konsumsi swasta dan belanja pemerintah.
Ekonom Core Piter Abdullah menyebutkan, pada 2021, investasi diperkirakan kembali tumbuh positif di kisaran 3%-4 %. Investor di sektor swasta masih menyesuaikan dengan permintaan domestik yang diperkirakan belum sepenuhnya pulih akibat pandemi, meskipun proses vaksinasi diperkirakan telah berlangsung di Indonesia.
Baca Juga: Australia Bakal Bangun RS Rp14 Triliun di Indonesia
"Kalaupun terjadi peningkatan permintaan, baik domestik maupun ekspor, kapasitas terpasang saat ini masih cukup untuk memenuhi kenaikan.Sepanjang tiga kuartal pertama 2020, penanaman modal tetap bruto mengalami kontraksi 4,5% (yoy), terutama investasi mesin dan perlengkapan dan investasi kendaraan yang masing-masing turun 13% dan 15,3%," kata Piter , Minggu (22/11/2020).
Namun, di tengah tren perlambatan investasi nasional selama pandemi, beberapa industri manufaktur di Indonesia justru mengalami peningkatan, khususnya industri logam dasar, kimia dasar, dan farmasi.
"Peningkatan investasi tersebut, antara lain, disebabkan oleh rangsangan kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi sektor pertambangan, termasuk pembangunan smelter," katanya.
Baca Juga: Lembaga Pengelola Investasi Terbentuk 2021, Dewan Pengawas Masuk Tahap Seleksi
Selain itu, kebutuhan pengobatan dan pelayanan kesehatan yang meningkatkan akan mendorong peningkatan investasi pada industri kimia dan farmasi. Pertumbuhan sektor-sektor tersebut diperkirakan masih akan terus berlanjut pada tahun 2021.