Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Outlook Ekonomi 2021: Menko Airlangga, Menko Luhut, hingga Gubernur BI Angkat Bicara

Taufik Fajar , Jurnalis-Senin, 04 Januari 2021 |10:52 WIB
 <i>Outlook</i> Ekonomi 2021: Menko Airlangga, Menko Luhut, hingga Gubernur BI Angkat Bicara
Ekonomi RI 2021 (Foto: Shutterstock)
A
A
A

Peluang berikutnya berasal dari pemulihan harga komoditas utama Indonesia di pasar global, seperti CPO dan Nikel. Pulihnya harga komoditas ini akan memberikan dampak multiplier yang besar terhadap aktivitas ekonomi domestik, sehingga dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Hal lain yang harus dimanfaatkan adalah aktivitas perdagangan internasional yang semakin terintegrasi, melalui perjanjian RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) secara luas oleh 10 negara ASEAN dan 5 Mitra dagang besar, serta kerja sama internasional lainnya.

Dengan berbagai tren positif, serta berbagai bauran kebijakan dan program, dengan memanfaatkan momentum dan meraih peluang pemulihan ekonomi, diharapkan ekonomi Indonesia dapat tumbuh di kisaran 4,5% hingga 5,5% di tahun 2021.

Namun, Menko Airlangga menggarisbawahi bahwa berbagai upaya pemerintah tersebut tidak akan berhasil, tanpa dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.

“Koordinasi dan sinergi antara pemerintah, dunia usaha dan seluruh komponen masyarakat harus terus diperkuat, untuk menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang pemulihan ekonomi di tahun 2021,” pesan Menko Airlangga.

Pertumbuhan ekonomi 2021 diprediksi kembali pulih setelah rencana vaksinasi Covid-19. Namun, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan upaya pemulihan ekonomi di berbagai negara masih akan dibayangi hantu pandemi covid-19.

"Tahun depan diperkirakan akan ada rebound, meskipun ini masih tentu dihantui oleh covid-19," kata Sri Mulyani dalam video virtual.

Ketidakpastian perbaikan ekonomi tahun depan dipengaruhi oleh efektivitas dari vaksin covid-19. Pasalnya, kehadiran vaksin akan membantu upaya pemulihan ekonomi karena masyarakat mulai melakukan kegiatan secara normal.

"Paling tidak kegiatan secara fisik yang kemudian bisa menghasilkan kegiatan ekonomi, yang tentu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dunia," jelas dia.

Lanjutnya, pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan tumbuh antara 4% sampai 5% . Pemulihan ini juga terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia yang diperkirakan tumbuh sekitar 5%.

Untuk mencapai semua itu, tantangan kesehatan mesti diatasi oleh semua negara. Masalah sosial, pengangguran, penurunan dunia usaha yang bisa berimbas kepada sektor keuangan juga harus bisa diselesaikan bersama-sama.

"Kami bersama dengan BI bersama-sama menjaga stabilitas ekonomi dari instrumen fiskal dan moneter dari ancaman kemerosotan ekonomi. Sekarang kami berpikir countercyclical menahan ekonomi, bagaimana pulih dari sisi fiskal dan melakukan deficit financing yang baik," pungkas dia.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement