JAKARTA - Indonesia melakukan evaluasi untuk mempersiapkan bekal dalam menghadapi tantangan lain yang tidak terduga (emerging issue). Hal ini sebagai tindaklanjut penanganan virus corona.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) mengatakan, riset dan inovasi punya peranan besar di masa depan, khususnya pada pemulihan pasca-pandemi. Oleh karenanya, kolaborasi untuk menghasilkan penelitian hingga memastikan manfaatnya sampai ke masyarakat sangat dibutuhkan.
Baca Juga: Varian Baru Covid-19 dan PPKM Bikin Pengusaha Tak Optimis
Upaya ini dilakukan dengan mengawinkan seluruh peran para aktor seperti pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, balitbangjirap swasta dan pemerintah, dunia industri, hingga organisasi masyarakat sipil (OMS).
“Saya ingin kembali lagi pada konsep triple helix sebagai dasar membangun ekosistem riset dan inovasi di Indonesia," ujarnya, Jakarta, Selasa (12/1/2021).
Baca Juga: Ramalan Sri Mulyani: Ekonomi RI 2020 Minus 2,2%
Menteri Bambang meyakini bahwa kolaborasi dengan dunia usaha menjadi prioritas urgensi saat ini. Bagaimanapun dalam ekosistem riset dan inovasi perlu terjadi transformasi, dari dominasi peran negara, baik secara sumber daya dan anggaran, ke dominasi peran dunia usaha secara bertahap.
"Kalau triple helix antara pemerintah, peneliti, dan dunia usaha tidak bisa dibangun dengan baik, menurut saya sangat mustahil kita bisa melahirkan ekosistem riset dan inovasi yang kuat. Jadi, kuncinya dari situ,” katanya.