JAKARTA - Pengusaha warteg menjadi salah satu jenis usaha yang terkena dampak dari adanya pandemi Covid-19 di Indonesia. Terhitung ada 20.000 kios warteg yang tersebar di Jabodetabek terpaksa gulung tikar karena tak sanggup membayar sewanya.
"Kondisi kayak gini, sementara tutup dulu. Saya perkirakan hampir 20 ribuan di jabodetabek yang tutup, kalau jumlahnya 40ribuan," kata Ketua Koordinator Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) Mukroni kepada Okezone, Rabu (13/1/2021).
Baca Juga: Biaya Sewa Rp100 Juta, 10.000 Warteg Pindah dari Jakarta
Dia menjelaskan, harga sewa kontrakan untuk mereka berjualan di Jakarta itu tarifnya cukup mencekik para pedagang. Kata dia, rata-rata kontrakan di Ibu Kota untuk berdagang itu harganya kisaran Rp100 juta per tahun.
"Rata-rata sekarang harga kontrakan di Jakarta Rp100 juta, makanya kini mereka pindah cari lokasi yang lebih murah," ujarnya.
Baca Juga: 10.000 Pengusaha Warteg Minggat dari Jakarta
Menurut dia, bila mereka memilih bertahan untuk berjualan, maka beban yang dibiayai semakin besar, sementara pemasukan sedikit.
"Dengan kondisi kayak gini, mereka ambil sikap untuk sementara tutup, mengambil risiko yang lebih kecil, daripada ambil sewa lagi. Akhirnya dia pulang ke kampung karena kan enggak ada (bayar) sewa," ujarnya.