Selain itu lanjut Soerjanto, pihaknya juga memastikan jika mesin pesawat masih dalam keadaan hidup sebelum membentur air. Hal ini diindikasikan dari turbin pesawat yang rontok, sekaligus menandai jika pesawat mengalami impact dengan air.
"Temuan pada turbin pesawat menandakan konsistensi bahwa mesin masih dalam keadaan hidup sebelum membentur air. Ini diindikasikan bahwa turbin-turbin rontok, menandakan bahwa ketika pesawat mengalami impact dengan air, mesin masih berputar," jelasnya.
Soerjanto juga menyebut jika pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tidak mengalami kerusakan yang signifikan dalam periode tiga hari sebelum kecelakaan terjadi. Kepastian tersebut didapatkan dari buku catatan perawatan pesawat yang dihimpun sejak 6 hingga 9 Januari 2021.
"Dari buku catatan perawatan pesawat tidak ditemukan adanya hal yang signifikan catatan kerusakan pesawat sejak 6-9 januari 2021," jelasnya.
(Fakhri Rezy)