JAKARTA - Banjir Semarang, Jawa Tengah akibat luapan Kali Beringin Mangkang dan Kali Plumbon Kaligawe. Luapan kedua kali tersebut disebabkan dampak siklus hujan lebat 50 tahunan.
Demikian disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat meninjau banjir Semarang.
"Pada saat yang bersamaan, air pasang pun tingginya mencapai 1.4 meter," kata Menteri Basuki di Jakarta, Minggu (7/2/2021).
Baca Juga:Â Semarang Banjir karena Hujan Ekstrem, Menteri Basuki: Terulang Tiap 50 TahunÂ
Berdasarkan data BMKG memang telah diperkirakan terjadi hujan ekstrem. “Sesuai prediksi BMKG bahwa cuaca ekstrim terjadi di Bulan Februari, maka dalam beberapa hari terakhir curah hujan di Semarang mencapai 171 milimeter. Menurut hitungan hidrologi periode ulangnya 50 tahunan," katanya.
Untuk itu pihaknya akan memaksimalkan seluruh pompa air yang dikelola Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
Baca Juga:Â Bak Kota Venesia di Italia, Ini Penampakan Banjir SemarangÂ
Kementerian PUPR melalui BBWS Pemali Juana telah melakukan beberapa upaya penanganan untuk mengatasi banjir di Kota Semarang di antaranya berupa pengoperasian pompa banjir dan pengiriman kantong pasir (sandbag). Pompa-pompa banjir tersebut diantaranya adalah pompa Kali Sringin, pompa Kali Tenggang, pompa Tawang, dan pompa Kali Banger.
Tiga pompa yang digunakan untuk mengeringkan kawasan Kota Lama Semarang yang terdampak banjir, sejak petang tadi sudah beroperasi seluruhnya.
Â
Follow Berita Okezone di Google News